oleh: subarman
”Merawat rumah Indonesia” , inspirasi dari Komaruddin Hidayat, bahwa Indonesia ini adalah rumah kita yang seharusnya dirawat agar tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat bernaung kita. Ungkapan itu sangat filosofis dan menggugah semangat kebangsaan kita, di saat segelintir orang yang mengtasanamakan agama, membawa-bawa nama Tuhan sambil membunuh manusia lain. Indonesia ini adalah rumah kita, seharusnya kita jaga bersama, tidak hanya dari gangguan dari orang asing, akan tetapi menjaga agar kita sesama penghuni saling menguatkan. Kita tidak boleh saling menyalahkan ketika atap bocor, atau cat dinding rumah tergerus, atau banyak sampah di pekarangan, itu semua tidak untuk diperdebatkan, namun membutuhkan kerja nyata untuk segera diselesaikan bersama.
Indonesia, bagaimanapun adalah sebuah rangkaian sejarah yang harus terus berlanjut. Kita butuhkan Indonesia hingga waktu yang lama, sampai kita mati. Karena itu rasa ke-Indonesiaan kita harus terus terpelihara. Siapapun kita adalah duta yang berperan untuk Indonesia yang lebih baik. Agar kelak anak dan cucu-cucu kita dapat meneruskan rangakain sejarah Indonesia yang lebih baik lagi.
Lupakan semua hal yang bisa menggerus jiwa keIndonesiaan kita. Orang-orang yang pernah berbuat culas di negeri ini -koruptor, teroris, penjilat, pendusta, pemalak, dan sejenisnya-, lupakanlah mereka, mereka hanya segelintir dibanding kita yang Indonesia, anggaplah mereka tidak pernah ada di Indonesia. Tanpa mereka Indonesia pasti lebih baik.
Yang kita butuhkan adalah janji yang ditepati, pejabat yang tulus mengabdi, pekerja yang penuh dedikasi, polisi yang santun, tentara yang berani, pengemis yang yang tidak lagi ingin mengemis, anggota KPU yang netral, pelacur yang bermimpi menjadi istri bupati (dan bupati itu berani menyampaikan ke istri tentang niatnya mengawini si pelacur), penagih yang ramah, mahasiswa yang terus belajar, dosen yang tidak sombong, pemain sinetron yang ingin beralih profesi jadi sutradara layar lebar, pemain band yang sering ikut festival tapi tidak pernah dapat trophi, penggiat LSM yang kritis, wartawan yang tidak sering sakit kepala, hakim yang adil, advokat yang lihai, perantau yang kehabisan uang, mantan menteri yang karena partainya kalah di pemilu sekarang tidak menjabat lagi, anggota geng motor yang kehabisan bensin, pencari kayu bakar yang tersesat di hutan, pak RT yang ibu RTnya sering marahi warganya, kontraktor yang punya banyak utang untuk kerja proyek, pelajar yang tekun, petani yang menggarap sawah sendiri, nelayan yang kuat, ulama yang tidak menuduh, FB'ers yang tahan lama, pemain poker yang kehabisan chips, seorang gadis tua yang takut tidak dapat jodoh, laki-laki berumur yang takut menikah, Rektor yang sebenarnya tidak setuju dengan BHP, penjual tomat yang di rumahnya tidak pernah makan sayur, penjual ikan di siang hari, dokter yang tidak malpraktek, Ibu yang sayang anak, peselingkuh yang hati-hati, Suami yang peduli, pemabuk yang insaf, peminum kopi yang suka berbagi. Mereka semua adalah Indonesia.
Siapapun kita adalah sel-sel Indonesia yang jika berfungsi dengan baik, akan bergerak membentuk rangkaian Indonesia yang kokoh dan bermartabat.
Rabu, 12 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar