Rabu, 28 Desember 2011

Tugas Remedi Untuk TL

Tugas Remedial untuk TL (Nasril dkk):

# Cari Perusahaan Tambang Berskala Internasional!
# Tuliskan sejarah berdirinya perusahaan!
# Tuliskan siapa pendiri perusahaan!
# Gambar struktur perusahaan!
# Berapa kapasitas produksi per tahun perusahaan tersebut?
# Ceritakan minimal dua paragraf perkembangan terkini perusahaan tersebut.

catatan:
- tugas ditulis tangan;
- print out website dan logo perusahaan.

Tugas Remedi Untuk TKJ2

Tugas Remedial KKPI TKJ2:
- Cari Sebuah Perusahaan Media (Koran) Bersakala Internasional, Tulis sejarah berdirinya perusahaan, Siapa Pendirinya, Gambarkan Struktur Perusahaan, Ceritakan Minimal dua paragraf perkembangan terkini perusahaan tersebut.
- Tugas ditulis tangan
- Print out website perusahaan dan struktur perusahaannya.

Selasa, 27 Desember 2011

Tugas Remedial Untuk Kelas XII TSM

Tugas Remedial KKPI untuk Kelas XII TSM:

1. Kelompok 1: Cari perusahaan Software berskala Internasional, tuliskan sejarah berdirinya perusahaan, siapa pendiri perusahaan, jenis produk, struktur perusahaan, serta perkembangan terkini perusahaan.

2. Kelompok 2: Cari perusahaan Handphone berskala Internasional, tuliskan sejarah berdirinya perusahaan, siapa pendiri perusahaan, jenis produk, struktur perusahaan, serta perkembangan terkini perusahaan.

3. Kelompok 3: Kelompok 1: Cari perusahaan Komputer berskala Internasional, tuliskan sejarah berdirinya perusahaan, siapa pendiri perusahaan, jenis produk, struktur perusahaan, serta perkembangan terkini perusahaan.

4. Kelompok 4: Cari perusahaan Otomotif berskala Internasional, tuliskan sejarah berdirinya perusahaan, siapa pendiri perusahaan, jenis produk, struktur perusahaan, serta perkembangan terkini perusahaan.

catatan:
- Tugas harus ditulis tangan

Kamis, 18 Maret 2010

kampungku: konsumerisme adalah membeli malu dan menjual kematian

Orang-orang berbelanja, mereka menghabiskan waktu untuk mendapatkan uang untuk membeli. Tapi, konsumerisme tidak hanya persoalan beli, konsumerisme adalah kematian insting dan lumpuhnya kesadaran alamiah manusia akan kodrat alam. Konsumerisme telah memotong tali jalinan kehidupan. Konsumerisme adalah menggadaikan kehidupan dengan keinginan-keinginan sumir yang menggelikan dan memalukan.
Kini kita hanya tahu kita ingin ikan tuna yang melebur dalam adonan pizza, tanpa merasa perlu tahu ikan itu adalah hasil tangkapan terakhir seorang nelayan yang tidak bisa lagi melaut karena harga solar yang melangit.

Tapi apa yang telah kita peroleh dari semua ini. Belanja sepanjang waktu dan kita hanya tahu nilai uang. Sementara kita menjual lingkungan dengan harga yang tidak ternilai, kita meggadaikan kehidupan alam semesta ini dengan keegoan kita oleh keinginan-keinginan yang memalukan. Kita memilih membeli air mineral kemasan seharga jutaan pohon yang menyimpan jutaan galon air kehidupan, dan taruhannya: banjir, badai, longsor dan kekeringan mengancam kehidupan kita, dan itu sudah terjadi dimana-mana.

Di rumah, sejak lahir bayi-bayi kita telah bersentuhan dengan watak konsumerisme karena ketidaksabaran kita. Karena kehabisan akal, maka tangisan lembut si bayi kita sumbat dengan dot berisi susu formula dari bahan kimia yang mengancam masa depan si bayi. Kita ingin melihat bayi itu lekas tumbuh tapi kita tidak ingin tangisannya mengganggu tidur malam kita. Kita tidak punya waktu untuk bermain bersama anak-anak, dan kita memilih plastik dan besi yang kaku menjadi teman bermain anak kita sepanjang waktu. Komunikasi kita tergantikan oleh plastik-plastik dengan beragam bentuk.

Di kampung, sepeda motor seperti mewabah. Semua seperti harus punya motor, meski harus memeras keringat dan menahan uang jajan dan buku anak sekolah untuk membayar cicilan motor. Mereka mencari uang untuk dealer-dealer motor atau perusahaan-perusahaan multifinance penyalur perkreditan. Tidak ada lagi jalanan hijau setapak menuju hamparan sawah dan pekebunan, semua jalanan melebar untuk dilalui motor.

Detak hidup di kampung meniru kehidupan kota. Sawah dikelola dengan mereduksi waktu oleh mesin traktor dan pestisida. Tidak ada lagi waktu senggang berkumpul di surau, pesta panen mappadekko, anak-anak tidak lagi main layangan di sela waktu panen dan sebelum masa tanam tiba. Tidak adalagi pemandangan bocah menendang bola di atas jerami di sawah-sawah kering. Tidak ada lagi waktu untuk menghela napas, segera setelah panen usai, petani bergegas mengairi sawah dan aktivitas bertani terus berlanjut tanpa merujuk musim. Tapi tidak lagi dengan sapi untuk membajak, melainkan dengan mesin-mesin traktor.

Musim tanam tiba tapi sepi. Tidak ada lagi tradisi menanam bersama yang ramai dan penuh gairah, gairah kehidupan pedesaan yang hijau, karena benih tidak lagi disemai.
“Dulu, aku selalu ikut menanam sepanjang musim tanam padi di hampir semua petak sawah di kampung ini, menjelang matahari di atas kepala, gadis-gadis manis berjalan melenggok di pematang membawakan penganan dan penghilang dahaga, sungguh, aku sangat merindukannya”.

Musim tanam tiba tapi sepi, karena benih tidak lagi disemai.

Orang-orang kampung itu hanya berpikir menyelamatkan tanaman padi mereka, tidak lagi punya waktu untuk sekadar bersandar di bawah pohon menikmati kepulan asap tembakau bersama yang lain membincang ternak, anak-anak mereka yang telah sekolah, atau hanya ingin merokok bersama. Mereka memburu waktu namun mereka kehilangan kesempatan untuk hidup alami sepeti dulu.

Sungguh, konsemerisme bukan lagi sekadar belanja dan uang. Konsumerisme adalah kebodohan kita yang rela membeli malu dan menjual kematian.

Minggu, 25 Oktober 2009

makassar kota plural [bag.1

Kota Makassar terbentuk akhir abad ke-17 di sekitar Benteng Rotterdam. Sebagai kota kolonial, Makassar dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat, seperti Melayu, Cina, Bugis, Jawa, dan tentu saja kelompok masyarakat Makassar dari Gowa dan sekitarnya. Pada tahun 1930, terdapat hampir 3500 penduduk Eropa, lebih dari 15.000 orang Cina, lebih dari 65 ribu penduduk bumi putera dari berbagai daerah di Hindia.
Pada decade awal abad ke-20 Kota Makassar telah berkembang menjadi kota cosmopolitan yang memiliki jaringan komunikasi dan transportasi yang menghubungkannya dengan segala penjuru dunia. Di Pasarstraat (sekarang jl. Nusantara) setidaknya ada tiga toko pakaian besar yang masing-masing menunjukkan identitas kelompok masyarakatnya. Nama-nama “Hotchand Kemchand”, “Bombay Moerah”, dan “Liberty” yang secara eksplisit mengindikasikan asal negara pemiliknya, yakni India.
Sementara di Tempelstraat (Jl. Sulawesi) ada sebuah toko besar dengan nama dari bahasa Prancis “Au Bon Marche” dan “Femina.” Sedangkan di sekitar Goaweg (Mattoanging), terdapat toko yang memperdagangkan hasil-hasil peternakan yakni “Frisia.” Juga terdapat perusahaan taksi yang siap mengantar ke seluruh penjuru kota. Namun tidak sedikit penduduk yang telah tampil mentereng dengan sedan Italia Fiat, atau sedan Amerika Dodge, termasuk yang paling mewah Dodge Six De Luxe dengan 7 tempat duduk. Semuanya dapat dipesan langsung melalui layanan telepon. Kesan kosmopolit semakin diperkuat dengan hadirnya 9 konsultan yang mewakili Negara Denmark, Swedia, Norwegia, Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Portugal, dan Cina.
Terdapat kesan adanya keterputusan histories antara daerah yang kela menjadi kota Makassar yakni bekas benteng Somba Opu yang pernah menjadi pusat perdagangan di bawah control penguasa Gowa. Dengan demikian, pertumbuhan kota selalu beriringan dengan proses bertumbuhnya sumber-sumber kekuasaan. Kota berkembang sekaligus menjadi symbol-simbol kekuasaan.
Brenda Yeoh mengatakan bahwa kota colonial adalah satu entitas terpisah yang memiliki 3 karakteristik yang spesifik: pertama, adanya masyarakat yang sangat beragam (plural); kedua, dalam fluralitasnya, kota mengandung hirarki masyarakat dengan kelompok ras tertentu sebagai elite, yang lain berada di tengah, dan komunitas terbesar adalah pribumi; ketiga, posisi penguasa yang berada di puncak hirarki secara tersu menerus berada di tangan raqs colonial kulit putih. (Yeoh 1996)....

Selasa, 18 Agustus 2009

“Saving Private Ryan”

“Saving Private Ryan” sebuah film karya Steven Spielberg yang dibintangi Tom Hans sungguh menjadi gambaran realitas perang. Berlatar perang Dunia II oleh tentara Amerika dan Jerman bertempur dengan sengit di salah satu kota di Prancis.
Film itu menunjukkan salah satu sisi manusiawi dari sebuah peperangan. Bahwa perang tidak hanya berupa senjata, tank, ranjau dan granat, akan tetapi, nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi prinsip melebur batas-batas rasial, agama, negara, umur, bahkan hidup dan mati menjadi sesuatu yang tak berbatas.
Misi menyelamatkan seorang nyawa bernama James Francois Ryan, merupakan titah langsung dari Panglima Tertinggi Abraham Lincoln, demi mengimbangi isi telegram yang ditujukan kepada Ibu Ryan, yang sebelumnya telah mengabarkan ketiga saudara Ryan telah gugur di medan pertempuran.
Namun, Ryan tidak bergeming, meski ia merasa kehilangan, membayangkan sang Ibu yang sedih, ia justru bertekad menyelesaikan perang bersama teman-temannya yang telah dianggapnya sebagai saudara. Ia menolak untuk pulang. Karena memilih pulang pun tidak membuat saudara-saudaranya kembali. Ryan memilih untuk bertahan besarama prajurit-prajurit yang tersisa mempertahankan sebuah jembatan yang menjadi basis pertahanan terpenting menghadang para serdadu Hitler.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Memanfaatkan Jasa Lembaga Survei Lokal: Potensi Pilkada Sulsel dan Sulbar 2010

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan (Sulsel) memutuskan menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada) di 11 kabupatendi Sulsel secara serentak. Pilkada serentak tersebut dijadwalkan berlagsung hari Rabu, 23 Juni 2010. Keputusan jadwal disepakati oleh seluruh ketua KPU kabupaten/kota.

Daerah yang akan menggelar pilkada 2010 adalah Gowa, Bulukumba, Selayar, Maros, Pangkep, Barru, Soppeng, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, dan Toraja Utara.
Ditetapkannya hari kerja pada pertengahan pekan yaitu hari Rabu sebagai hari pemilihan dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam memilih. "Jika ditetapkan akhir pekan, apalagi diapit hari libur, kita khawatir masyarakat menggunakannya sebagai hari keluarga, santai, atau liburan," kata Jayadi.
Untuk tahapan lainnya, KPU belum membahasnya secara mendetail dalam pertemuan tersebut karena masih menunggu petunjuk teknis pilkada dari KPU pusat.
KPU masih akan melakukan pertemuan pada 28-31 Agustus mendatang untuk membahas lebih jauh masalah regulasi, anggaran, dan tahapan lainnya.
Tahapan yang dimaksud di antaranya, mulai jadwal sosialisasi, pendaftaran pasangan calon, penetapan pasangan calon, pemeriksaan kesehatan, dan lainnya.
Sedangkan untuk Propinsi Sulbar di tahun 2010, akan berlangsung pilkada di dua kabupaten yaitu Mamuju dan Mamuju Utara.

Ajang pesta demokrasi ini tidak saja menjadi momentum pearlihan pemerintahan, namun akan menjadi wahana terkonsentrasinya potensi-potensi daerah untuk terlibat langsung dan tidak langsung dalam proses Pilkada. Paling tidak roda ekonomi jelang Pilkada akan sangat terasa. Potensi ekonomi lain yang sesungguhnya bersinergi dengan upaya memetakan Pilkada dalam kerangka akademik adalah menyelenggarakan survei. Jika selama ini, proyek survei diberikan kepada lembaga yang telah memiliki sejumlah pengamalan dan memiliki reputasi yang baik, maka sepatutnya saat ini mulai dicoba untuk mengoptimalkan potensi lembaga survei yang ada di di daerah. Hal ini selain menjadi sebuah upaya untuk memberdayakan potensi lokal, lembaga survei lokal memiliki modal pemahaman kondisi sosial budaya. Dengan demikian, kost pengeluaran praktis hanya diperuntukkan pada biaya manajemen, meliputi: pelatihan-pembekalan surveyor, transportasi lokal, foto copy angket, biaya analisis, biaya konsultasi, dan honor.

Karena itu, jelang Pilkada serentak Sulsel, Sulbar, bagi pihak yang berkeinginan untuk ikut berkompetisi, seharusnya pada bulan Agustus ini mulai melakukan observasi dan kontrak dengan lembaga survei. karena untuk mengukur hasil survei sembari menjalankan rekomendasinya, dibutuhkaan paling minimal tiga kali surevi sampai menjelang Pilkada. karena jika diestimasi setiap survei memerlukan waktu sekita 2 sampai 3 bulan, yang di dalamnya sudah termasuk tahapan intervensi dan rekomendasi.

Saat ini Panrita institut telah menyiapkan perangkat dan telah menyusun sejumlah bahan dan alat untuk memberikan penawaran kepada pihak-pihak yang akan menggunakan jasa lembaga survei. Dengan senantiasa mengedepankan aspek profesionalisme, Panrita institut membuka ruang negosiatif untuk penawaran biaya jasa survei dan konsultasi dengan biaya yang sangat bersahabat.